Keindahan
duniawi yang menggelora, kenikmatan serta manisnya dunia yang fana ini sering
membuat kita terlena dalam dekapan dunia, bahkan Kita seakan lupa bahwa ada
kehidupan yang kekal sesudah hidup ini yakni negeri akhirat. Mata hati Kita
seolah telah dibutakan, tersihir oleh gemerlapnya perhiasan dunia sehingga
menganggap kehidupan dunia adalah segalanya dan akhirnya melalaikan akhirat.
Islam tidak pernah melarang kita untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia,
namun jangan pula karena dunia kita lupa akan ukhrawi.
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
(QS AL QHASHASH 77)
Ayat tersebut membolehkan
kita mengejar kebahagiaan di dunia, bahkan Allah tidak menganjurkan kita untuk
terlalu mengutamakan akhirat sehingga melupakan dunia karena khusyuk beribadah
mempersiapakan bekal akhirat, Allah tegur dengan kalimat “ dan jangan melupakan
bahagiamu di dunia” ayat tersebut mengisyaratkan kehidupan dunia dan akhirat
harus seimbang, namun perintah mengejar akhirat yang diutamakan.
Sadar atau tidak, mau atau
tidak mau, kematian akan datang menjemput kita. Kapan pun dan di manapun
kematian senantiasa mengintai kita. Tinggal lagi apa persiapan yang kita bekali
untuk menjemput kematian. Semua pasti ada balasan dari Allah tergantung amal
apa yang kita kerjakan.
Kematian
yang dulu kita takutkan, bakalan menghampiri kita, kapan pun itu, karena tidak
ada yang hidup kekal di dunia ini, semua akan kembali kepada sang pencipta
yakni Allah. Kita sering sekali menyaksikan kematian, saudara kita, ayah, ibu,
tetangga, teman dekat, namun sedikit sekali hal tersebut menjadi peringatan
atau menjadikan motivasi kita agar bersiap-siap menyediakan bekal sebanyak mungkin
untuk menjemput kematian. Kematian mereka yang dulu kita tangisi, sebentar lagi
akan datang menjemput kita. Namun kita tidak akan pernah tahu kapan ia akan
datang, ada yang mati mengenaskan, sejam sebelumnya tertawa ceria bersama
ditenga-tengah kita mendengar kabar sudah meninggalkan segala bentuk kemewahan
dan keinikmatan dunia yang fana ini.
Sahabat
sahabatku, begitu banyak kemaksiatan yang sudah kita kerjakan, sudah siapkah
jika ajal segera menjemput kita, sedangkan diri ini penuh dengan noda dan dosa.
Sudah siapkah menghadapi pertanyaan munkar nakir yang menyeram kan itu!! Sudah
siapkah kita yang penuh dengan kenistaan ini menghadapNya. Padahal dulu kita
terlahir suci!!
Sudah
sering datang peringatan kepada kita, sudah sering juga kita menyaksikan kematian
mereka, kenapa kita tidak terketuk hati ini untuk segera bangkit dari segala
keterpurukan untuk berbenah diri, meninggalkan segala bentuk kemaksiatan. Atau
sudah membatunya hati ini sehingga segala macam bentuk nasihat dan renungan tidak
mampu membuat kita terketuk???
Kalau
kematian tidak mampu membuat kita tersentuh, jangan jangan hati ini benar benar
sudah membatu. Sahabatku, sudah sering kita lakukan kemaksiatan, kapan kita
akan bertobat? Sebelum ajal menjemput Yuk sama sama kita berbenah diri, berhijrah
dari keterpurkan.
Ingat
…!!! Tidak ada yang kekal, setiap yang bernyawa akan merasakan kematian,
termasuk kita, tinggal menunggu giliran.
“Tiap-tiap yang berjiwa
akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan.“
(Q.S Al
Imran: 185)
Sebelum ajal menjemput, Yuk
mari kita perbaiki semuanya. Kita benahi semua, delete semua dosa yang pernah
kita perbuat dengan taubatan nasuha (tobat yang sebenar benarnya), kalau dulu
sangat jarang kita shalat mulai sekarang mari kita perkuat barisan, karena kita
tidak akan pernah tahu kapan maut kan menghampiri kita.