Kenapa
sikap terkadang berubah menjadi baik, Saat bersama orang orang selalu
mengerjakan amal sholeh. Saat selesai melakukan shalat berjamaah, jiwa ini
merasa tentram dan damai di relung kalbu. Ketika air menyapu permukaan muka,
terasa segar ku dapati disana. Damai, tenang sekali.
Tetapi
saat sudah sendirian. Saat orang lain tidak ada lagi. Kenapa terasa enggan
untuk melakukan amal ibadah. Pernah kah merasa demikian sahabat. Itu riya
namanya bisa bisa menjadi munafik. Hati hati sahabat. Iman memang kadang pasang
surut. Niat baik juga terkadang senin kamis. Pelihara lah hati jangan sampai
niat untuk beribadah hanya krena manusia. Rentan sekali amal kita sia sia. Pelihara
segala perbuatan hanya karena allah semata.
Sebab, diantara
kita ada orang orang yang mengaku beriman namun sejatinya bukan beriman. Ini
ciri ciri nya perlu kita ketahui supaya kita bisa intropeksi diri. Juga sebagai
bekal agar kita tidak terjerumus menjadi orang munafik. Firman Allah :
“Dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami
beriman kepada Allah", maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada
Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai adzab Allah. Dan
sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata:
"Sesungguhnya kami adalah besertamu." Bukankah Allah lebih mengetahui
apa yang ada dalam dada semua manusia?”
(Q.SAl ankabut:
10)
“Dan sesungguhnya
Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman: dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang munafik”.
(Q.S Al ankabut:
11)
Allah
tahu siapa yang benar benar beriman kepadaNya. Jadi kalau sampai saat ini kita
masih berpura pura dengan kotololan kita. Maka berhenti lah. Tidak akan ada gunanya.
Lebih indah jika kita benar benar islam secara kaffah
Di
lain ayat allah menegaskan, Mereka mengaku beriman namun sesungguhnya menipu
diri mereka sendiri. Adakah manfaat dengan ketololan kita berpura pura mengkau
beriman kepad Allah.
Di antara manusia
ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian"
padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
(QS Al baqarah: 8)
Mereka hendak menipu Allah dan
orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang
mereka tidak sadar.
(QS Al baqarah: 9)
Hati orang orang
muafik itu ada Penyakit, allah akan selalu menambah penyakit itu karena
kebodohan kita dengan berpura pura. Sungguh malang sahabat.
Dalam hati mereka
ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang
pedih, disebabkan mereka berdusta.
(Q.S Al baqarah:
10)
Selanjutnya
mereka berpura pura manis kepada manusia. Mengajak kebaikan, mengajak beramal
sholeh. Namun sesungguhnya dia tidak lah demikian.
“Dan apabila
dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka
menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." Ingatlah,
sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak
sadar.
(Q.S Al baqarah: 11
- 12)
Menghina orang
beriman, pernah kita menghina orang beriman. Hati hati mungkin kita salah satu
orang munafik tersebut.
Apabila dikatakan
kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah
beriman", mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana
orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya
merekalah orang-orang yang bodoh, tetapi mereka tidak tahu.
(Q.S Al baqarah: 13)
Ciri salanjutnya
orang munafik akan terus mengatakan jika bertemu dengan orang orang sholeh
bahwa mereka telah beriman.
Dan bila mereka
berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah
beriman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka
mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah
berolok-olok"
(Q.SAl baqarah: 14)
Pernah kita mengalami hal demikian. Kalau ya, maka mumupung
waktu masih ada yuk kita perbaiki iman kita. Perbaiki niat kita. Perbaiki hati
kita. Islam lah secara kaffah. Tidak ada gunanya beriman dengan kepura puraan. Siksa
allah akan menunggu kita kelak.
Jikalau nasihat
sudah tidak bisa merubah sikap kita apalah bedanya kita dengan orang kafir.
Jika hati sudah tidak bisa menerima kebaikan dan nasihat dari orang lain apa
bedanya kita dengan orang non muslim. Jika kebenaran sudah tidak kita anggap
lagi apalah bedanya kita dengan iblis terkutuk.
“Sesungguhnya
orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu
beri peringatan, mereka tidak akan beriman”.
(QS. Al Baqarah: 6)
Maukah kita disamakan dengan
orang kafir sahabat. Mumpung masih ada kesempatan. Mari sama sama kita perbaiki
semua mulai dari awal. Allah akan menuntun kita. Jika hati sudah keras dan
tidak mau menerima nasihat alamat cahaya tidak akan menyentuh hati kita.
Niscaya allah akan semakin ajuh dari kita. Kebenaran juga akan jauh dari kita.
Kesesatan yang akan mendampingi kita.