Apa
stereotip yang terlintas dipikiran seseorang kalau melihat wanita dengan
penutup kepala atau hijab? "Seorang muslimah yang baik"? atau malah
"Orang sok alim"?
Apapun itu,
menurut saya hijab bukan simbol yang hanya milik agama Islam ataupun hanya
boleh dipakai orang alim. Jadi rasanya gak tepat kalau buru-buru menyimpulkan
orang-orang berhijab tersebut berarti adalah seorang muslim. Karena ternyata
gak cuma orang Islam lho yang menggunakan penutup kepala.
Jauh
sebelum Islam, banyak kebudayaan-kebudayaan atau agama lain yang orang-orangnya
lebih dulu menggunakan hijab.
Misal:

(Yahudi Ortodoks)

(Katolik Roma)

(Sabian)

(Hindu)

(Druze)

(Amish)

(Zoroastrian)
dan masih
banyak lagi contoh kebudayan atau agama lain yang wanitanya menggunakan penutup
kepala. Nah, motivasi wanita menggunakan penutup kepala itu pun bermacam-macam,
namun orang Indonesia sepertinya langsung menebak orang yang menggunakan
penutup kepala berarti orang Islam (karena mayoritas mungkin), dan pasti
beranggapan orang memakai hijab itu alasannya karena dia alim dan menuruti
perintah agamanya (?)
Setidaknya
begitu anggapan saya dulu, ketika sebelumnya saya (hanya) menggunakan kacamata
Islam, saya suka bertanya-tanya (dalam hati) kenapa ada orang yang berhijab
tapi kadang dilepas kadang dipake, dan kadang juga perilakunya berlawanan
dengan aturan agamanya. Singkatnya pemikiran saya saat itu begini:
"Kalau
perintah berhijab dilaksanakan, kenapa orang itu tidak mengikuti aturan
lainnya?"
Misal berhijab tapi kenapa suka gosip? berhijab tapi kenapa pacaran? dsb. (Walaupun itu tak masalah bagi saya)
Misal berhijab tapi kenapa suka gosip? berhijab tapi kenapa pacaran? dsb. (Walaupun itu tak masalah bagi saya)
Tapi ketika
saya mencoba melepas kacamata saya dan melihat dari sudut pandang lain, saya
temukan alasan-alasan lain seseorang menggunakan kain penutup tsb. Seperti
misalnya:
1.
Untuk
menutupi penyakit,
2.
Gaya rambut
sedang jelek,
3.
Ukuran
fisik/dada,
4.
Agar
mendapat jodoh,
5.
Kelihatan
lebih cantik dengan penutup kepala (fashion),
6.
Sebagai
asesoris/mengikuti mode,
7.
Berpura-pura
supaya dianggap alim (karena biasanya orang berhijab di-judge lebih
terpercaya),
8.
Alasan
ekonomi (Misal memakai hijab agar dagangan busananya laku atau misal tuntutan
akting peran muslimah di film dsb)
9.
Terpaksa
karena lingkungan (aturan wilayah tempat tinggal, paksaan orang tua/pasangan,
label lingkungan dsb).
Alasan-alasan
seperti diatas tadi betul-betul ada. Tapi karena kebanyakan orang menganggap
semua orang berhijab dengan alasan yang sama (alasan mengikuti aturan agama),
orang-orang yang beranggapan seperti itu akan kaget ketika melihat orang
berhijab tadi melakukan tindakan yang tak sesuai agamanya, orang-orang tersebut
protes (seperti pengalaman saya sendiri sebelumnya tadi). Padahal belum tentu
kan seorang berhijab adalah seorang muslim.
Kalopun seorang muslim, belum tentu mempercayai aturan yang sama dengan yang memprotes. Maksud saya begini; tafsiran orang berbeda-beda, bisa jadi Islamnya orang yg diprotes berbeda dengan aturan Islam yang diyakini orang yang memprotes. Nah.
Kalopun seorang muslim, belum tentu mempercayai aturan yang sama dengan yang memprotes. Maksud saya begini; tafsiran orang berbeda-beda, bisa jadi Islamnya orang yg diprotes berbeda dengan aturan Islam yang diyakini orang yang memprotes. Nah.
Saya
sendiri berpendapat, berhijab gak berhijab itu hak seseorang, saya menyadari
alasan-alasan lain seperti tersebut diatas. Memakluminya dan gak protes-protes
lagi kalau melihat orang berhijab tapi bertentangan dengan Islam. Suka-suka
orang yang berhijab toh. :)
Nah,
ngomong-ngomong soal alasan-alasan diatas, yang disayangkan mungkin orang-orang
berhijab dengan terpaksa. Saya tau ada beberapa wanita yang menggunakan hijab
karena terpaksa dengan aturan di wilayahnya (misal: di Aceh). Saya juga baru
tau ternyata ada orang berjilbab sejak muda namun beranjak dewasa dirinya
menjadi seorang agnostik atau ateis dan tak berani membuka penutup kepala itu
karena takut dengan penilaian orang lain. Betapa capeknya hidup dalam
kepura-puraan itu.
Dari situ
saya belajar, sepertinya jangan menilai/judge orang dari tampilan luarnya.
Memakai jilbab (penutup kepala) itu ternyata belum tentu muslim. Jadi jangan
kaget kalo di luar negeri, ketemu orang berhijab tapi ternyata seorang Sabian,
Zoroastrian atau malah ateis. :D
Ngomong-ngomong
soal berhijab, kalo seorang muslim memilih berjilbab dengan alasan karena
aturan agama, saya sangat setuju dengan cara berjilbab muslim seperti ini:

(Kerudung
menutupi rambut, dada, hingga pinggang, dan tidak menunjukan lekuk tubuh. Hanya
tangan dan wajah yang tidak boleh tertutup.)
Tapi bukan
berarti saya setuju, kalo seseorang mengenakan hijab selain seperti diatas
lantas di'kafir'kan. Bukan berarti saya setuju orang dilarang-larang memakai
hijab dengan gaya lain selain gaya seperti foto diatas, ada yang bilang selain
gaya diatas itu bakal menyamai suatu kaum (misal Kristen, Yahudi dll). Mm,
nggak juga, karena toh justru mereka lebih dulu ada dan gaya diatas pun lebih
dulu ada di kaum lain.
Orang berhijab belum tentu muslimah, muslimah berhijab belum tentu orang
baik. Muslimah yang baik pun (mungkin) belum tentu berhijab, karena baik
buruknya seorang muslimah sepertinya tak layak kita yang menilai.
Iya,
seorang muslim yang baik dengan standar penilaian saya biasanya dianggap bukan
muslim yang baik oleh 'muslim lainnya'. Makanya saya bilang tak layak untuk
kita menilai karena bakal selalu ada yang bertentangan dengan penilaian kita.

Sumber : blog.zakwannur.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar