Jumat, 15 Agustus 2014

HIJAB MODERN DAN SYAR’I


Embedded image permalink
Bismillaahirrahmaanirrahiim…
Alhamdulillaah, akhirnya punya waktu senggang  juga buat ngisi blog ini. Hmm, kali ini ane mau ngbahas sedikit tentang Hijab. Okehh, Cekidooot !! hehe :D
Pagi tadi ane buka FB, terus liat gambar-gambar foto contoh “Jilbab Modern” yang di-share sama slah seorang temen FB ane di Beranda Facebook . Memperihatinkan, karena hampir semua yang mereka share adalah hijab yang bila dipakai pakaian hijab itu masih “memperlihatkan” auratnya dengan menonjolkan bentuk/lekuk tubuh. Dan yang lebih memperihatinkan lagi saat itu ada banyak muslimah yang justru malah kelihatannya tertarik dengan hijab-hijab yang tidak syar’i  itu. Masya Allaah… Jadi teringat sabda Rasulullah ; “ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat:  Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti  itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”  ( HR. Muslim no. 2128)
Banyak muslimah yang saat memutuskan untuk berhijab hanya karena untuk mengikuti trend semata.  Jadi jangan heran saat kita temui seorang muslimah yang saat ia berada di mall (pusat perbelanjaan), tempat kerja, atau di kampus ia selalu memakai hijab–yang indah–tapi saat berada di rumah atau di kesehariannya yang lain dia melepas hijabnya sekalipun di tempat itu ada laki-laki yang bukan mahramnya.  Dan salah satu penyebab sebagian muslimah bersikap demikian mungkin karena mereka belum tahu jika hukum berhijab itu bukanlah sunnah melainkan WAJIB.
Rasulullah pernah bersabda ; “ Wahai Ali pada malam Mi’raj ketika aku pergi ke langit aku melihat wanita-wanita  umatku  dalam azab dan siksa yang sangat pedih sehingga aku tidak mengenali mereka. Oleh Karena itu, sejak aku melihat pedihnya azab neraka, aku menangis. Aku melihat wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepala mendidih adalah wanita yang tidak mau menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahramnya”
Berdasarkan dua Hadist Rasulullah di atas, Allah telah menyediakan azab yang sangat pedih bagi muslimah yang tak mau berhijab. Lalu bagaimana sikap kita setelah ini? Takutkah kita akan azab ini? Apa hadist itu menunjukkan bahwa berhijab hukumnya hanya sunnah? Jika memang sunnah tentu Allah takkan mengazab hamba-Nya yang meninggalkan sunnah. Naudzubillaah…
Jadi untuk saudari-saudariku yang muslimah  tutupi rambut dan aurat kalian kemudian segera berhijablah bagi yang belum. Dan bagi yang sudah berhijab, perihalah hijabnya dan pastikan hijabnya itu syar’i atau sesuai syariat yah sista :)
Berikut sedikit penjelasan tentang Hijab Syar’i :
Sebelumnya FYI  tentang “penutup kepala” nih, tahukah kita beberapa agama lain juga punya penutup kepala  atau kerudung versi mereka. Lihat gambar ini dech :
https://proyekhati.files.wordpress.com/2013/05/a2c99-550488_374743112595648_1765806051_n.jpg?w=400&h=400
Nah loh kalau dilihat ternyata “penutup kepala” atau kerudung yang lagi ngtrend saat ini termasuk yang ane liat tadi pagi di beranda FB kok banyak yang menyerupai kerudung  katolik, sabian, sama yahudi ortodoks yah.  Jadi inget sabda Rasulullah, “Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka”.Wah berarti harus lebih perhatiin lagi pakai kerudungnya biar nggak tasyabbuh atau menyerupai identitas kaum/agama lain. Karena kerudung wanita muslim adalah yang bersifat sederhana tanpa hiasan berlebih dan tanpa dibentuk jadi yang aneh-aneh. Okeh ukhti harap diingat yaa jaga kerudungnya jangan sampai tasyabuh. (iyaa, bawel banget) hehe :D
Sekarang coba lihat juga hadist rasulullah yang ada di paling atas tadi yang ane cetak tebal yang kata-katanya begini;  “kepala mereka seperti punuk unta yang miring”.
https://proyekhati.files.wordpress.com/2013/05/23cd0-asmdlmwcqaa80u3.jpg?w=451&h=640
Ternyata kerudung model beginian juga nggak boleh ya ukhti. Nah klo yang nggak seperti punduk unta itu ini ukhti:
https://proyekhati.files.wordpress.com/2013/05/f8f4e-asme2x7cmaavoeo.jpg?w=276&h=320
“Penutup kepala” atau kerudung merupakan bagian dari hijab. Sedangkan jilbab itu adalah  pakaian  yang  menutup seluruh tubuh. (hehe, ane baru tau kalo jilbab dan kerudung itu artinya beda) So, hijab syar’i  yang bener itu salah satu contohnya katanya sih yang seperti di gambar ini ukhti :D
https://proyekhati.files.wordpress.com/2013/05/446e9-421423_10150840401077136_482603075_n.jpg?w=640&h=475
Ternyata berhijab itu nggak bisa sembarangan yah ukhti harus yang betul-betul menutup aurat. Sesuai dengan arti dari hijab itu sendiri yakni pembatas, yang berfungsi sebagai pembatas atau penutup keindahan–juga lekuk–tubuh wanita yang terlarang untuk di lihat oleh mereka yang bukan mahramnya. Termasuk kerudung atau khimarnya yang juga berfungsi sebagai pembatas atau penutup keindahan tubuh seorang wanita–dalam hal ini kepala dan rambut. Namun sayang banyak muslimah yang justru malah menghias kerudungnya dengan berbagai macam bentuk yang sesungguhnya bertentangan dengan syariat.
Saudariku janganlah jadikan kerudungmu sebagai pengganti rambut sebagai media hias untuk memperindah diri. Hindari fashion hijab masa kini yang bertentangan dengan syariat, karena kerudung juga hijab wanita muslim adalah yang bersifat sederhana yah sista. :)
1452458_218105468360688_264535778_n
Duuuhh, kelihatannya ribet yah banyak peraturannya. Tapi kalau dilihatnya pakai mata hati terus dijalani dengan keikhlasan sepenuh hati sih sepertinya nggak bakal ribet deeehh. (woy, kate siape kagak ribet??) Ya kalo kata ane sih kayaknya  nggak ribet. Beeuuuhh, hehe :D
Hijab dalam islam adalah bentuk kecintaan Allah pada kaum hawa. Sebab hijab itu melindungi kehormatan si pemakainya. Percayalah apa yang Allah perintahkan untuk kita adalah sebuah kebaikan. Kalo ragu coba deh lihat artikel-artikel disini, di dalamnya ada bukti-bukti bahwa semua yang Allah perintahkan itu semata-mata adalah untuk kebaikan hamba-Nya.
Kesederhanaan dalam berhijab juga merupakan sebuah ujian untuk seorang muslimah. Bisakah ia patuh pada perintah Allah semasa hidupnya di dunia. Perlu diingat bahwa kita hidup di dunia tidaklah lama. Umur kita di dunia mungkin hanya 63 tahun seperti umur Rasulullah, bisa juga kurang. Kalaupun lebih apa umur kita bisa sampai seratus tahun. Bandingkan dengan hidup kita kelak di akhirat kita akan hidup disana lebih dari 100 tahun, 1000 tahun, atau 10.000, atau bahkan  SEMILYAR  tahun. Karena hidup kita di akhirat adalah SELAMA-LAMANYA. Tinggal kita pilih mau mengingkari perintah Allah di dunia lalu masuk neraka atau patuh kepada Allah kemudian hidup di surga untuk selama-lamanya. Begitu sista :D
*Coba simak percakapan ringan antara wanita muslim dan non muslim asal inggris berikut ini :
·         Wanita Non muslim Inggris bertanya : “Kenapa dalam Islam wanita tdk boleh jabat tangan dengan pria?”
·         Wanita berjilbab muslim menjawab : “Bisakah kamu berjabat tangan dengan ratu elizabeth?”
·         Wanita Non muslim Inggris : “Oh tentu tidak bisa! cuma orang² tertentu saja yg bisa berjabat tangan dengan ratu.”
·         Wanita berjilbab muslim menjawab : “Wanita wanita  kami (muslimah) adalah para ratu, & ratu tidak boleh berjabat tangan dengan pria sembarangan ( bukan mahramnya)”.
·         Lalu Wanita Non muslim Inggris bertanya lagi, “Kenapa perempuan islam menutupi tubuh dan rambut mereka?”
·         Wanita berjilbab muslim tersenyum dan punya 2 permen, ia membuka yang pertama terus yang satu lagi tertutup. dia melemparkan keduanya kelantai yang kotor.
·         lalu Wanita berjilbab muslim bertanya: “Jika saya meminta anda untuk mengambil satu permen, mana yang anda pilih?
·         Si Wanita Non muslim Inggris menjawab: “Yang tertutup..”
·         Wanita berjilbab muslim berkata: “Itulah cara kami memperlakukan dan melihat perempuan kami”.


Mengenakan hijab belum tentu muslimah

Apa stereotip yang terlintas dipikiran seseorang kalau melihat wanita dengan penutup kepala atau hijab? "Seorang muslimah yang baik"? atau malah "Orang sok alim"?
Apapun itu, menurut saya hijab bukan simbol yang hanya milik agama Islam ataupun hanya boleh dipakai orang alim. Jadi rasanya gak tepat kalau buru-buru menyimpulkan orang-orang berhijab tersebut berarti adalah seorang muslim. Karena ternyata gak cuma orang Islam lho yang menggunakan penutup kepala.
Jauh sebelum Islam, banyak kebudayaan-kebudayaan atau agama lain yang orang-orangnya lebih dulu menggunakan hijab.
Misal:
yahudi.JPG
(Yahudi Ortodoks)
katolik.jpg
(Katolik Roma)


sabians.jpg

(Sabian)

hindu.jpg
(Hindu)

druze.jpg
(Druze)

amish.jpg
(Amish)

zoroastrian.jpg
(Zoroastrian)

dan masih banyak lagi contoh kebudayan atau agama lain yang wanitanya menggunakan penutup kepala. Nah, motivasi wanita menggunakan penutup kepala itu pun bermacam-macam, namun orang Indonesia sepertinya langsung menebak orang yang menggunakan penutup kepala berarti orang Islam (karena mayoritas mungkin), dan pasti beranggapan orang memakai hijab itu alasannya karena dia alim dan menuruti perintah agamanya (?)
Setidaknya begitu anggapan saya dulu, ketika sebelumnya saya (hanya) menggunakan kacamata Islam, saya suka bertanya-tanya (dalam hati) kenapa ada orang yang berhijab tapi kadang dilepas kadang dipake, dan kadang juga perilakunya berlawanan dengan aturan agamanya. Singkatnya pemikiran saya saat itu begini:
"Kalau perintah berhijab dilaksanakan, kenapa orang itu tidak mengikuti aturan lainnya?"
Misal berhijab tapi kenapa suka gosip? berhijab tapi kenapa pacaran? dsb. (Walaupun itu tak masalah bagi saya)
Tapi ketika saya mencoba melepas kacamata saya dan melihat dari sudut pandang lain, saya temukan alasan-alasan lain seseorang menggunakan kain penutup tsb. Seperti misalnya:

1.                  Untuk menutupi penyakit,
2.                  Gaya rambut sedang jelek,
3.                  Ukuran fisik/dada,
4.                  Agar mendapat jodoh,
5.                  Kelihatan lebih cantik dengan penutup kepala (fashion),
6.                  Sebagai asesoris/mengikuti mode,
7.                  Berpura-pura supaya dianggap alim (karena biasanya orang berhijab di-judge lebih terpercaya),
8.                  Alasan ekonomi (Misal memakai hijab agar dagangan busananya laku atau misal tuntutan akting peran muslimah di film dsb)
9.                  Terpaksa karena lingkungan (aturan wilayah tempat tinggal, paksaan orang tua/pasangan, label lingkungan dsb).

Alasan-alasan seperti diatas tadi betul-betul ada. Tapi karena kebanyakan orang menganggap semua orang berhijab dengan alasan yang sama (alasan mengikuti aturan agama), orang-orang yang beranggapan seperti itu akan kaget ketika melihat orang berhijab tadi melakukan tindakan yang tak sesuai agamanya, orang-orang tersebut protes (seperti pengalaman saya sendiri sebelumnya tadi). Padahal belum tentu kan seorang berhijab adalah seorang muslim.
Kalopun seorang muslim, belum tentu mempercayai aturan yang sama dengan yang memprotes. Maksud saya begini; tafsiran orang berbeda-beda, bisa jadi Islamnya orang yg diprotes berbeda dengan aturan Islam yang diyakini orang yang memprotes. Nah.
Saya sendiri berpendapat, berhijab gak berhijab itu hak seseorang, saya menyadari alasan-alasan lain seperti tersebut diatas. Memakluminya dan gak protes-protes lagi kalau melihat orang berhijab tapi bertentangan dengan Islam. Suka-suka orang yang berhijab toh. :)

Nah, ngomong-ngomong soal alasan-alasan diatas, yang disayangkan mungkin orang-orang berhijab dengan terpaksa. Saya tau ada beberapa wanita yang menggunakan hijab karena terpaksa dengan aturan di wilayahnya (misal: di Aceh). Saya juga baru tau ternyata ada orang berjilbab sejak muda namun beranjak dewasa dirinya menjadi seorang agnostik atau ateis dan tak berani membuka penutup kepala itu karena takut dengan penilaian orang lain. Betapa capeknya hidup dalam kepura-puraan itu.

Dari situ saya belajar, sepertinya jangan menilai/judge orang dari tampilan luarnya. Memakai jilbab (penutup kepala) itu ternyata belum tentu muslim. Jadi jangan kaget kalo di luar negeri, ketemu orang berhijab tapi ternyata seorang Sabian, Zoroastrian atau malah ateis. :D

Ngomong-ngomong soal berhijab, kalo seorang muslim memilih berjilbab dengan alasan karena aturan agama, saya sangat setuju dengan cara berjilbab muslim seperti ini:
Muslim.JPG

(Kerudung menutupi rambut, dada, hingga pinggang, dan tidak menunjukan lekuk tubuh. Hanya tangan dan wajah yang tidak boleh tertutup.)

Tapi bukan berarti saya setuju, kalo seseorang mengenakan hijab selain seperti diatas lantas di'kafir'kan. Bukan berarti saya setuju orang dilarang-larang memakai hijab dengan gaya lain selain gaya seperti foto diatas, ada yang bilang selain gaya diatas itu bakal menyamai suatu kaum (misal Kristen, Yahudi dll). Mm, nggak juga, karena toh justru mereka lebih dulu ada dan gaya diatas pun lebih dulu ada di kaum lain.

Orang berhijab belum tentu muslimah, muslimah berhijab belum tentu orang baik. Muslimah yang baik pun (mungkin) belum tentu berhijab, karena baik buruknya seorang muslimah sepertinya tak layak kita yang menilai.

Iya, seorang muslim yang baik dengan standar penilaian saya biasanya dianggap bukan muslim yang baik oleh 'muslim lainnya'. Makanya saya bilang tak layak untuk kita menilai karena bakal selalu ada yang bertentangan dengan penilaian kita.
kristen.jpg


Sumber : blog.zakwannur.com


Kamis, 17 Juli 2014

Ada Apa Dengan Palestina !!!



Entah apa yang membuat engkau begitu terlihat seksi
Dimata penjajah ataupun di mata Mujahid
Engkau tampak tetap begitu cantik meski berjuta tahun usia mu
Tetap saja tak bosan engkau selalu saja di perebutkan

Bak wanita cantik sejagad raya
Tak kenal lelah menggempur demi hasyat tercapai sang penjajah
Tak kenal gentar jua mujahid membela mu dengan nyawa
Beribu nyawa-nyawa tak berdosa jadi saksi sejarah betapa engkau mempesona

Entah karena alasan mempertaruhkan masjid suci al aqso
Atau mungkin semangat islam dan kenegaraan
Menjadi menarik untuk bertaruh nyawa demi palestina
Tak hanya dari gaza namun belahan dunia turut berduka

Palestina, negeri suci tiga agama dari langit
Islam, yahudi, nasrani mengklaim punyak hak kuasa
Kota yang menawan menjadi reruntuhan kuno yang menakutkan
Kenapa harus dengan perang untuk mengHak’I secuil tanah

Kenapa harus palestina yang di goncang ke angkasa
Kenapa juga harus anak kecil tanpa dosa dan wanita yang kau jarah
Kenapa kau begitu berhasrat ingin menguasi hai penjajah
Demi misi untuk membangun kembali singgasana atau memang ini janji Tuhan

Aungan keras isak tangis menjadi irama setiap saat disudut kota
Tanah-tanah digali untuk memaksa mereka mengakhiri kehidupan di dunia
Senyum senang dari mujahid syahid atau kesangaran penjajah tak mampu ku artikan
Yang ku tahu kenapa Tuhan tidak kirim ababil kedua kali untuk para penjajah

Wahai palestina, dirimu telah menyedot perhatian belahan dunia
Tak sedikit mujahid impor mengerang nyawa ikhlas untuk mu
Namun sampai detik ini tak jua sejarah kusam ini usai
Tuhan, haruskah Sang imam dijanjikan datang baru kau sudahi konflik ini !

Palembang, 15 July  2014

Diam Atau Bertindak, Waktu Akan Terus Berjalan!

  Tidak ada manfaat menangisi masa lalu yang pasti tidak akan kembali. Tenggelam jauh dalam bayang bayang masa lalu hanya akan membuat diri ...